Cool Blue Outer Glow Pointer
Breaking News
Loading...
Jumat, 27 Mei 2016

Selingkuh Dengan Tetangga Sebelah

CeritaDewasa - Tante Ima , suaminya perwira di satuan **** (edited) dan kami bertetangga. Kamar tidurku pas di sebelah dapur mereka (kami tinggal di komplek, di rumah dinas karena ayahku itu pegawai sipil AD). Jadi hal biasa, bangunan yang tadinya terpisah di satu kompleks lama-lama dibangun dan tergabung. Dinding pemisah di depan kamarku itu pakai batu karawang dan ditutup dengan lembar seng. Di depan dapur Tante Ima  itu sebenarnya tempat mencuci baju. Tapi si tante suka mandi di situ.


Nah, aku sudah lepaskan ujung seng pemisah, jadi bisa mengintip. Buah dadanya besar. Pernah sekali kuintip terus, dia tahu dan cuma bilang, “Ayo kamu ngapain?” katanya. Hari Sabtu aku suka main ke rumahnya, anaknya masih kecil-kecil. Aku suka ke sana karena banyak majalah dan koran dari kantor si om. Dan si om lagi tugas belajar 1 tahun untuk naik pangkat di Bandung. Di rumah itu masih ada oma. Ibu dari tante Ima.


Kira-kira jam 9.00 malam aku masih asyik bongkar majalah-majalah tua dan si tante memanggil dari kamar. “To, tolong Tante dong, pijetin ya!” Biasa kami memang suka saling tolong, kadang ibu saya minta dikerokin sama Tante Ima  atau Tante Ima  minta dibuatkan kue, begitu deh tetangga yang baik. Aku sih tIma k curiga walaupun sering aku intip.

Lagi pula anak-anaknya masih pada bangun nonton video di kamarnya. Biasa film kartun. Sebenarnya aku enggan karena memang sedang asik membaca. Pintu kamar tIma k ditutup, si oma masih di dapur sedang beres-beres, jadi tIma k ada suasana yang mendukung untuk ngeres-ngeres. Aku masuk ke kamar masih sambil menenteng majalah, aku pikir sambil mijati (paling punggungnya, aku pikir) aku mau baca. Soalnya si Oma itu pelit, majalahnya tIma k boleh dibawa pulang.

Waktu di kamar aku lihat Tante Ima  pakai daster batik (itu lho yang murahan di Pasar Senen, 5 ribu ya satunya). “To, ini leher Tante kok kenceng dan badan rasanya pegel linu, mau flu kali ya,” katanya. Kemudian dia duduk menghadap TV kamar di ranjang besar (ukurannya king, kalau tIma k salah) dan katanya, “Pakai itu saja To, krim Viva.” Aku ambil dan duduk di belakangnya, karena dia di tengah aku jadinya duduk juga ke tengah ranjang dan Tante ada di antara kakiku, majalah aku buka di samping kanan, aku separuh hati mau pijat karena sedang baca artikel menarik. Bisa dibayangi ya suasananya, masih ribet, ada anak-anak, ada ibunya, suara TV kencang. Pokoknya aku sih tIma k ada pikiran aneh sama sekali.

Tante Ima  membuka resluiting daster belakangnya, lalu aku tuang lotion ke telapak dan mulai memijat lehernya, sambil baca majalah. Terasa lehernya memang hangat lebih dari normal. Aku pijat pelan-pelan dan si tante mendesah keenakan (aku memang pintar mijat kayaknya). Sudah agak lama si tante bilang, “Tolong ke punggung bawah dong? dan sletingnya turuni lagi biar gampang.” Aku tarik sleting dan dasternya tersibak jauh ke kanan dan kiri. Aku agak surprised karena tIma k ada tali BH (mestinya waktu mijat leherku sudah tahu ya karena di atas bahu tIma k ada tali, dasar ga niat jadi ga sadar).

Aku tuang lagi lotion dan kusapukan ke punggungnya, “Uhh dingin,” kata Tante Ima  sambil membungkuk ke depan lebih jauh. Aku pijati bahunya dan dasternya agak merosot dan dari kaca meja hias di sebelah pojok kanan TV aku melihat bukit susunya mulai tersembul separuh lebih dan pikiranku tiba-tiba agak mendesir, mulai deh ngeres.

Majalah sudah tIma k aku lihat lagi, penis terasa mulai keras dan aku sengaja memijatnya agak kugoyang-goyang bahunya dengan harapan dasternya merosot lagi. Eh, karena gak pas, tIma k mau turun lagi. Wah bagaimana nih, aku agak maju duduknya tapi belum merapatkan barisan ke badan Tante Ima . Aku lanjutkan memijat ke arah lengan atas dan sengaja kudorong dasternya lagi dan kali ini berhasil, debar jantungku tambah kencang dan mulutku mulai kering. Dasternya turun lagi dan pinggir pentil buah dadanya sudah kelihatan. Tapi waktu kudorong lagi malah tIma k mau turun, aku kecewa dan si tante juga diam saja. Ya sudah aku nikmati seadanya di kaca itu.

Lalu aku pijat terus ke arah punggung dan aku ada ide, aku ulur tanganku memijat dengan keempat jariku mendekati meraba pangkal buah dadanya, lama aku memijat dan aku berusaha semakin ke depan keempat jariku (bisa dibayangi tIma k). Ya, lumayan aku dapat juga tepi-tepi buah dadanya. Si tante diam saja sambil nonton TV, aku juga tIma k berani melanjutkan macam-macam (takut ditampar kan jadi berabe).

Aku pijat makin turun ke pinggang namun dasternya  menghalangi, jadi aku pijat dari luar (padahal kalau sekarang aku pasti berani ngomong, “Tante ini dasternya dibuka saja ya..” dasar masih tolol waktu itu). Dari pinggang aku terus ke pantatnya dan ketika itu penisku sudah mengeras. Tiba-tiba si tante bergeser, pegal barangkali duduk diam terus, dan agak mundur, aku tIma k sempat menghindar dan pantatnya kena penisku. Aku pakai celana pendek training dari kain waktu itu.

Dia kaget dan di kaca aku lihat dia agak mesem tapi masih diam. Aku juga terpana dan merasa salah. Tapi ya aku juga tIma k geser menghindari, jadi aku biarkan saja. Terus si tante ambil selimut besar dan menutupi kakinya dan pahanya. Kemudian dia menyender agak ke belakang dan bisiknya, “Pijetin paha Tante dong!” Nah aku mau tIma k mau karena dari belakang jadinya mesti merapatkan badan.

Aku ulurkan tangan ke depan ke paha atasnya, agak bingung dan ketika aku lihat di kaca dia senyum, sambil merem matanya, buah dadanya masih kelihatan sisi atasnya dan pungungnya terasa hangat di dadaku dan mukaku dekat lehernya yang jenjang. Aku tak sengaja bernafas di lehernya dan telinganya dan dia menggelinjang geli. Ya, aku juga jadi berani dan kuulurkan tangan ke depan memijat paha atas dari bawah selimut. Eh, si daster rupanya sudah disingkap ke atas dan aku terpegang paha Tante Ima  tanpa daster lagi.

Lututku sudah lemas dan nafasku sudah tIma k teratur di lehernya yang jenjang. Aku pijat pelan-pelan dan tiba-tiba aku merasa tangan Tante Ima  menjamah ke belakang dan menyentuh penisku. Aku seperti kena lisrik dan sempat agak menjerit, eh si tante bilang, “Ssst.. diam. Apa sih ini keras bener?” tanyanya sambil nanar menatap aku di kaca. Dan tangannya meraba makin ke tengah penis dan tiba-tiba dia membuka kancing celana (kalian tahu kan celana kain kaos itu, kancing “cepret”-nya cuma dua dan aku memang tIma k pakai celana dalam lagi). Dan Tante Ima  menggenggam batang penisku.

“To, raba terus pahaku di atasnya, aku juga masukkan tanganku, astaga! tIma k ada celana dalamnya.” Dan aku teruskan jari-jariku (sudah jadi berani dan otakku sudah kacau tIma k peduli ada anak-anak di lantai bawah di depan kami itu, dan suara si oma di dapur masih klontang klonteng orang beres-beres). Lebih kaget lagi aku tIma k menemukan rambut apa-apa di pangkal paha atas Tante Ima  itu. Padahal waktu aku intip tempo hari seingatku lebat sekali tuh.

Kuraba-raba terus dan dari kaca kelihatan Tante Ima  mukanya seperti orang bingung keenakan (padahal aku belum masukkin ke lubangnya, masih bego aku, karena ini pengalaman pertamaku, eh aku waktu itu masih di SMP kelas 3).

Tante Ima  agak mengangkangkan pahanya dan aku terus mengusap-usap dan menangkupkan telapakku di bukit gundul itu, tIma k tahu mesti apa (uih guoblook tenan kalau kata Basuki). Hangatnya bukan main, sementara tangan si tante masih mengurut-urut lembut batang penisku, aku duduk agak maju lagi.gairahsex.com Auhh, enaknya bukan main deh dipegang sama wanita itu. Badan Tante Ima  harum juga karena lotion dan ada semerbak jasmine. Kulit Tante Ima  itu hitam manis.

Akhirnya dia menyender total dan tanganya di penis dan buah zakarku, ujung penisku sudah kuyup sama seminal fluid yang keluar. Aku sudah kepingin benar menangkupkan tangan di buah dadanya tapi susah karena pasti bisa kelihatan anak-anaknya. Tiba-tiba aku ingin kencing dan agak sakit rasanya, aku bingung dan akhirnya aku bilang tante bahwa aku ingin kencing.

“Ohh.. ya sudah kamu ke kamar mandi Tante situ!” Aku bangun dan ke kamar mandi dan sambil menyesel-nyesel takut nanti si tante berubah pikiran. Aku kencing dan.. astaga! itu kepala penis sudah benar-benar basah, kalau tIma k karena kehalang kencing sudah orgasme mungkin tadi itu. Setelah kencing aku bersihkan si kepala jamur yang sudah merah tua sekali warnanya.

Waktu aku balik, si tante sudah kemulan sama selimut sambil duduk, aku duduk lagi di pinggir ranjang dan Tante Ima  bilang, “Ayo To, pijetin lagi, kamu duduk lonjorkan kakimu!” Wah aku jadi semangat lagi, penisku sudah agak layu setengah ereksi. Kancing “cepret” celana pendekku aku tIma k kancing lagi. Begitu duduk aku rapatkan lagi barisan (he he..he seperti baris berbaris saja). Aku kaget karena ternyata dasternya tIma k ada, pantas Tante Ima  kemulan selimut.

Dan dia tIma k duduk tapi berlutut bersimpuh agak nungging ke depan. Dia membisikkan, “To, biar Tante duduk di atas pangkuanmu.” Aku melonjorkan kaki rapat dan si tante mengangkang lalu duduk berlutut pantatnya persis di atas penisku, aku benar-benar setengah masih merasa apa ini mimpi basah saja. “Kamu pengen pegang susu Tante kan, ayo kamu raba.” Dan di dalam selimut itu aku bebas, tanganku merajalela.

HOT : ASIAN ART

Duh enaknya memerah susu kenyal, dan putingnya terasa kasar di telapak tanganku, seketika mengeras dan si tante begitu aku meremas gemetar dan bibirnya terlihat di kaca digigitnya. Aku meremas-remas seperti tukang roti mengaduk adonan roti. Tangan Tante Ima  juga tIma k diam, dia menggenggam penisku dan digosok-gosokkan di bibir vaginanya. Aku merasa luar biasa hangat itu bukitnya. Dan tanganku kedua-duanya aktif sekali. Jariku memilin pulir-pulir dan melintir putingnya, besarnya ada sebesar jari kelingking (anaknya doyan ASI kali ya). Ukuran buah dadanya berapa ya, ada 36C barangkali.

Tiba-tiba dia duduk di pangkuanku dan, “Bless..” masuk kepala jamurku, aku terkejut karena tIma k menyangka akan begitu.aku pikir cuma mau dimasturbasi saja. Sebenarnya aku tIma k siap mental harus berhadapan dengan yang lebih tua. Aku bayangkan dengan teman sebaya. Dan luar biasa namanya otot vagina itu bisa ya seperti nyedot begitu dan seperti dijepit dengan apa ya..

susah jelaskan. Kami beraksi tanpa bicara banyak, dan sambil takut si ibunya datang atau anak-anak itu kan bisa tiba-tiba lari ke ibunya. Dan Tante Ima  turun pelan-pelan, aku merasa agak sakit waktu turun itu, kulit kepalaku ikut tertarik terus. Dan akhirnya Tante Ima  sudah duduk rapat di atas pangkuanku. Dan ia mulai berputar-putar hanya pinggangnya saja, dan nanar mataku menikmati itu. Jadi penisku di dalam terus, Tante Ima  tIma k maju-mundur, ia cuma berputar searah jarum jam atau ke depan belakang, aku terus meremas-remas adonan daging dadanya.

Dasar aku masih belum bisa, baru kira kira 4 – 5 menit aku sudah merasa gelombang orgasmeku mulai meluap dan aku tIma k bisa ngomong cuma remasan di buah dada Tante Ima . Tanpa sadar aku jadi meremas kencang sekali. Tante Ima  tahu dan dipercepatnya dan perahan ototnya tambah kencang, ia juga rupanya (aku tahu belakangan) mau mencapai orgasmenya.

Ia duduk di penisku menekan dalam sekali dan terasa bibir vaginanya di buah zakarku, ia memutar hebat dan aku orgasme terhebat dalam sejarah hidupku sampai waktu itu. Supaya tIma k menjerit aku tekan mulutku di punggung Tante Ima . Dia juga rupanya sampai dan terengah-engah.gairahsex.com Tiba-tiba si Ita anaknya yang besar melihat ke kami dan katanya, “Mama kenapa?” Kami seketika membeku diam dan untung si Ika nonton terus karena pas film kartunnya lagi asyik.

Pelan-pelan Tante Ima  mencabut sambil mengencangkan cengkraman ototnya, rupanya supaya spermaku jangan tumpah kemana-mana. Dan dia bangun sambil membawa selimutnya terus ke kamar mandi. Aku cepat bersila dan kututup dengan majalah. Wah baru aku nutupi dan Tante Ima  masuk kamar mandi, Bu Etty si oma masuk kamar dan bilang.

“Eh, anak-anak ayo tidur sudah hampir jam 10.00 malam nih. Eh ada nak Toto juga, mana Ima ?”

“Oh.. itu..” gelagapku, “Lagi ke kamar mandi.” Untung si oma tIma k curiga dia kira aku ikut nonton barangkali ya.

“Ayo Oma mau bobo!” Pas film kartunnya habis dan mereka bilang,
“Selamat malam Kak..”

Begitu mereka pergi aku ikutan masuk kamar mandi, dan si tante masih jongkok sedang mencuci vaginanya. Aku dekap dari belakang dan si tante berdiri dan kegelian karena penisku mentul-mentul menyentuh bukit pantatnya. Aku belum lihat benar bagaimana badan si tante dan aku agak mundur.

Seketika penisku tegang lagi karena yang kulihat sekarang nyata bukan dari tempat mengintip. Dan tangan si tante memegang lagi batang penisku sambil menyiramnya untuk mencuci yang tadi. Aku gemetar karena pengalaman seperti ini luar biasa untuk anak seumurku. Buah dada Tante Ima  menantang dan tegar, kelihatan pori-porinya meremang karena udara agak dingin di kamar mandi. Dan itu bukit vaginanya gundul agak merekah merah terbuka bekas tadi. Aku tak tahu mesti apa selain meraba buah dadanya lagi kali ini dari depan. Tante Ima  menarik aku dan mencium bibirku, aku menurut saja dan badan kami merapat. gairahsex.com Tangannya terus mengurut-urut batang penisku.

Dan aku meraba pantatnya yang sintal kencang. Buah zakarku pun diremas-remasnya pelan-pelan. Kemudian Tante Ima  menaikkan kakinya sebelah ke atas bak dan dimasukkannya lagi penisku. Lincir sekali dan panas terasa di batangku. Kali ini Tante Ima  bergoyang maju-mundur dan pantatku juga ditekannya mengikuti irama. Aku ikut saja menggoyangkan sambil memeluk, mengisap putingnya, dan mencium bibirnya.

Beberapa saat kami bergoyang sama-sama, tapi paha Tante Ima  pegal rupanya dan dicopotnya penisku, kemudian ia berbalik dan nungging pegangan ke bak mandi. “To dari belakang To,” dan tangannya diulurnya dari tengah selangkangannya, ditariknya penisku dan pelan-pelan digosoknya ke bibir vaginanya. Aduh panas banget deh itu bibir, terus aku desak maju dan “Bless..” kepala jamurku masuk bergesek-gesek lincir dengan dinding lubangnya.

Tante Ima  juga bereaksi dan pinggulnya berputar seperti penari perut itu. Aduh luar biasa deh, aku sampai lupa diri. Pantatku maju-mundur penisku menggaruk-garuk lubang. Dari posisi ini aku bisa lihat jelas batang penisku basah kuyup dan bibir vagina Tante Ima  ketarik keluar-masuk. Tanganku mengulur ke depan meremas buah dadanya yang menggantung besar dan bergoyang, nafas Tante Ima  mendengus desah. Akhirnya aku meledak-ledak lagi. Setelah itu kami mandi di pancuran sama-sama dan saling meraba-raba berpelukan dan aku puas sekali memerah susuny. Luar biasa wanita ini.

Kemudian kami lanjutkan lagi di ranjang. Aku hanya bisa rebahan di bawah Tante Ima  yang naik di atas. Pantatku diganjal dengan bantal dan terasa penisku lebih terulur, si tante meremas penisku yang lemas dan pelan-pelan diciumnya kepala penis dan akhirnya dimasukkan ke mulut dan aku melenguh-lenguh geli dan agak linu karena sudah dua kali main. Tak lama penisku tegang lagi dan tante naik menunggangiku sekali lagi menghadapi aku. Buah dadanya bergayut bebas dan liar, aku meremas-remas sambil menikmati kenyotan vaginanya yang kencang sekali. Tante Ima  ini benar-benar kuda betina yang binal.


Diputarnya pinggulnya dan terasa sekali dinding otot daging vaginanya meremas-remas batang penisku. Pelan-pelan orgasmeku mulai bergelombang akan keluar tiba-tiba, dicabutnya vaginannya, aku menjerit, “Aduhh Tante terusinn dongg..” Dia tertawa dan diputarnya badannya dan dipegangnya penisku yang sudah panas sekali. Sekarang tante membelakangiku, dibimbingnya penisku masuk, ia turun dan “Bless..” aku bisa melihat bibir vaginanya merekah dibelah penisku. Dan ia mulai lagi bergoyang seperti penari jaipong, luar biasa tak tergambarkan, nikmatnya.

Tak lama kemudian aku meledak, si tante mengandaskan penisku semua masuk dan ia masih membuat gerakan memutar dengan pinggulnya dan kakinya lurus, ditekannya habis dan tante pun meledak-ledak melenguh keras, “To.. enak sekali To..” Benar-benar wanita luar biasa. Dia bilang dia suka sekali hubungan kelamin. Tapi suaminya sering tugas ke luar kota dan seperti sekarang ini setahun penuh belajar di **** (edited). Malam itu jam 24.00 lebih baru aku dilepas sama Tante Ima . Aku masih berkali-kali lagi sama dia selama suaminya sekolah itu.

Aku masih sering berhubungan dengan nya selama suaminya sekolah itu. Sampai aku mulai paham memainkan penisku. ada adel keponakan tante Ima . Mbak ina Pembantu seberang dan masih banyak lagi. Kompleks yang mengajarkanku banyak hal tentang sex.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2013 CERITA SEX SELINGKUH All Right Reserved - Share By Blogger Templates